google376dd0c736f65c61.html jejak tersamar: Semalam di Malaka (Nasi Goreng Cili Padi)

Senin, 26 Agustus 2013

Semalam di Malaka (Nasi Goreng Cili Padi)

Satu hal yang kami pikirkan ketika sampai Malaka adalah, apakah ada/banyak penjual makanan yang kira2 cocok dengan selera dan keiinginan kami? terus terang lidah dan perut kami susah menerima makanan yang bentuk dan rasanya aneh2, lagipula sebagai muslim tentunnya kami juga harus selektif terhadap menu asing yang kami temui, kebetulan pula kami agak susah menerima makanan selain yang mirip masakan tradisional Indonesia.

Dataran Pahlawan Mall
 
Kami jadi teringat saran dari sopir taksi yang mengatar kami dari terminal bis Central Malaka kemarin, tetang masakan tradisional Malaysia, asam pedas.., dari namanya saya jadi ingat masakan asam padeh, masakan Padang, mungkin kedua jenis masakan tadi sebenarnya sama minimal "serumpunlah", sehingga bisa diterima lidah kami, tetapi berhubung lupa posisi tempat yang ditunjuknya kemarin akhirnnya kami keliling cari makanan di foodcourt di salah satu mall di Malaka yaitu Dataran Pahlawan, ketemulah counter fried chicken waralaba yang terkenal, yah sementara lumayanlah untuk pengganjal perut sampai nanti ketemu tempat jual makanan lain yang sesuai selera. Bagi yang biasa menu makanan internasional gak usah khawatir karena banyak conter makanan waralaba dengan beragam menu yang terdapat pada beberapa mall besar di pusat kota Malaka, seperti mall Dataran Pahlawan dan mal Mahkota Parade.

Nasi Lemak
Untuk sarapan pagi, kami berharap ada penjual lontong sayur, nasi uduk atau bubur ayam disekitar hotel, tetapi yang kami dijumpai adalah beberapa kedai (warung), dimana sering kami jumpai pemilik kedainya keturunan India, dengan menu yang saya ingat adalah Nasi Lemak, yaitu makanan tradisional Malaysia semacam nasi uduk yang dibungkus porsi kecil dangan lauk sambal udang, atau sambal teri plus separuh telur rebus, ada juga semacam roti tankep, yaitu roti bakar yang ditengahnya diisi telor mata sapi. Selain itu juga ada martabak India dan roti canai. Harganya ? lumayan murah lah.


Warung makan yang banyak dikunjungi di dekat tempat kami menginap, juga dimiliki oleh warga keturunan India, pelayannya juga India, namun pengunjungnya dari berbagai etnis, baik melayu, chinese maupun India, harganyapun tergolong murah, menu makannya pun sebenarnya seperti masakan melayu, mungkin juga karena juru masak dan pekerja dapurnya dari etnis melayu. Ada yang cukup unik dari warung ini yaitu bagi yang hendak makan nasi, pembeli mengambil sendiri baik itu nasi maupun lauk-pauknya. Warung ini juga menjadi salah satu pilihan kami selanjutnya untuk variasi menu makan yang kami pilih.

Sebenarnya ada gerai “Ayam Penyet” masakan Jawa Timur yang sedang dipromosikan melalui papan reklame yang dipajang di kompleks mall Dataran Pahlawan, di papan reklame tertulis opening soon in Desember 2010, tetapi setahuku sampai bulan Februari, gerai tersebut masih sebatas papan reklame, gak tahu juga kalau kondisi saat ini ya.

Opening Soon, Ayam Penyet Jawa Timur

Warung-warung yang buka khusus malam hari, juga kami temui tak jauh dari tempat kami menginap, warung-warung tersebut berada dalam satu area pada bagunan semi permanen, cukup tertata rapi dan tidak terlihat kesah kumuh. Penjualnya umumnya etnis melayu dengan menu masakan seafood dan masakan tradisional Malaysia.  Menu favorit kami disini adalah Nasi Goreng Kampong atau mereka kadang juga menyebut Nasi Goreng Cili Padi, mungkin karena nasi goreng ini banyak menggunakan cabe rawit alias cili padi.

Sebagaimana orang Sumatera umumnya masakan Padang lebih disukai lidah kami, namun hanya satu rumah makan atau restoran Padang yang kami temui yakni Restauran Indori, mungkin karena tampilannya yang mewah sehingga harga makananpun menyesuaikan, untuk satu menu yang kita pesan kita harus siap merogoh kocek lebih dalam.
Restoran Padang Indori


Terakhir dari informasi sesama pengunjung Hotel Trend yang berasal dari Indonesia kami menememukan rumahmakan Padang Bukit Tinggi, yang jaraknya sekitar 500 meter dari Hotel Trend arah pelabuhan ferry, selain menunya asli Padang juga pemiliknya adalah warga Malaysia keturunan Padang, kelebihan lain rumahmakan ini harganya relatif murah, plus pelayanan yang ramah apalagi setelah tahu kami dari Sumatera, sehingga selama kami di Malaka rumahmakan ini paling sering kami pilih untuk menu makan kami selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar