Satu hal yang kami pikirkan ketika sampai Malaka adalah, apakah
ada/banyak penjual makanan yang kira2 cocok dengan selera dan
keiinginan kami? terus terang lidah dan perut kami susah menerima
makanan yang bentuk dan rasanya aneh2, lagipula sebagai muslim
tentunnya kami juga harus selektif terhadap menu asing yang kami
temui, kebetulan pula kami agak susah menerima makanan selain yang
mirip masakan tradisional Indonesia.
Dataran Pahlawan Mall |
Kami jadi teringat saran dari sopir taksi yang mengatar kami dari
terminal bis Central Malaka kemarin, tetang masakan tradisional
Malaysia, asam pedas.., dari namanya saya jadi ingat masakan asam
padeh, masakan Padang, mungkin kedua jenis masakan tadi sebenarnya
sama minimal "serumpunlah", sehingga bisa diterima lidah
kami, tetapi berhubung lupa posisi tempat yang ditunjuknya kemarin
akhirnnya kami keliling cari makanan di foodcourt di salah satu mall
di Malaka yaitu Dataran Pahlawan, ketemulah counter fried chicken
waralaba yang terkenal, yah sementara lumayanlah untuk pengganjal
perut sampai nanti ketemu tempat jual makanan lain yang sesuai
selera. Bagi yang biasa menu makanan internasional gak usah khawatir
karena banyak conter makanan waralaba dengan beragam menu yang
terdapat pada beberapa mall besar di pusat kota Malaka, seperti mall
Dataran Pahlawan dan mal Mahkota Parade.
Nasi Lemak |
Untuk sarapan pagi, kami berharap ada penjual lontong sayur, nasi
uduk atau bubur ayam disekitar hotel, tetapi yang kami dijumpai
adalah beberapa kedai (warung), dimana sering kami jumpai pemilik
kedainya keturunan India, dengan menu yang saya ingat adalah Nasi
Lemak, yaitu makanan tradisional Malaysia semacam nasi uduk yang
dibungkus porsi kecil dangan lauk sambal udang, atau sambal teri plus separuh telur rebus, ada juga semacam roti
tankep, yaitu roti bakar yang ditengahnya diisi telor mata sapi.
Selain itu juga ada martabak India dan roti canai. Harganya ? lumayan
murah lah.
Warung makan yang banyak dikunjungi di dekat tempat kami menginap,
juga dimiliki oleh warga keturunan India, pelayannya juga India,
namun pengunjungnya dari berbagai etnis, baik melayu, chinese maupun
India, harganyapun tergolong murah, menu makannya pun sebenarnya
seperti masakan melayu, mungkin juga karena juru masak dan pekerja
dapurnya dari etnis melayu. Ada yang cukup unik dari warung ini yaitu
bagi yang hendak makan nasi, pembeli mengambil sendiri baik itu nasi
maupun lauk-pauknya. Warung ini juga menjadi salah satu pilihan kami
selanjutnya untuk variasi menu makan yang kami pilih.
Sebenarnya ada gerai “Ayam Penyet” masakan Jawa Timur yang
sedang dipromosikan melalui papan reklame yang dipajang di kompleks
mall Dataran Pahlawan, di papan reklame tertulis opening soon in
Desember 2010, tetapi setahuku sampai bulan Februari, gerai tersebut
masih sebatas papan reklame, gak tahu juga kalau kondisi saat ini ya.
Opening Soon, Ayam Penyet Jawa Timur |
Warung-warung yang buka khusus malam hari, juga kami temui tak
jauh dari tempat kami menginap, warung-warung tersebut berada dalam
satu area pada bagunan semi permanen, cukup tertata rapi dan tidak
terlihat kesah kumuh. Penjualnya umumnya etnis melayu dengan menu
masakan seafood dan masakan tradisional Malaysia. Menu favorit
kami disini adalah Nasi Goreng Kampong atau mereka kadang juga
menyebut Nasi Goreng Cili Padi, mungkin karena nasi goreng ini banyak
menggunakan cabe rawit alias cili padi.
Sebagaimana orang Sumatera umumnya masakan Padang lebih disukai
lidah kami, namun hanya satu rumah makan atau restoran Padang yang
kami temui yakni Restauran Indori, mungkin karena tampilannya yang
mewah sehingga harga makananpun menyesuaikan, untuk satu menu yang
kita pesan kita harus siap merogoh kocek lebih dalam.
Restoran Padang Indori |
Terakhir dari informasi sesama pengunjung Hotel Trend yang berasal
dari Indonesia kami menememukan rumahmakan Padang Bukit Tinggi, yang
jaraknya sekitar 500 meter dari Hotel Trend arah pelabuhan ferry,
selain menunya asli Padang juga pemiliknya adalah warga Malaysia
keturunan Padang, kelebihan lain rumahmakan ini harganya relatif
murah, plus pelayanan yang ramah apalagi setelah tahu kami dari
Sumatera, sehingga selama kami di Malaka rumahmakan ini paling sering
kami pilih untuk menu makan kami selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar